Sudah bukan rahasia lagi soal biaya sekolah yang semakin tinggi setiap tahunnya. Apalagi dengan masuknya sekolah-sekolah berstandar internasional, yang uang pangkal untuk masuk sekolahnya bisa mencapai ratusan juta rupiah.
CNBC Indonesia pernah merangkum daftar-daftar sekolah anak, yang bahkan baru tahap SD, sudah mencapai ratusan juta rupiah di Jakarta. Seperti ACG School Jakarta, The New Zealand Independent School, Highscope Indonesia School, dan Cikal.
Di ACG School misalnya di Warung Buncit misalnya, tahun lalu biaya sekolahnya mencapai Rp 206 juta untuk usia 5-6 tahun, biaya ini akan berkurang di tahun berikutnya jik orang tua memutuskan lanjut atau bahkan ikut mendaftarkan anggota keluarga yang lain. Tapi tetap saja hitungannya, ratusan juta.
Sekolah yang sedang tren lainnya adalah Cikal, yang kini sudah memiliki beberapa cabang. Di Cilandak, untuk biaya masuk tahun lalu orang tua diperkirakan harus menyiapkan dana hingga Rp 481 juta yang terdiri dari uang pangkal Rp 99,3 juta, biaya uang sekolah untuk tahun pertama hingga kelima sebesar Rp 313,5 juta dan tahun keenam Rp 68,2 juta.
Sementara tahun ini, berdasar brosur yang didapatkan CNBC Indonesia untuk murid baru setara taman kanak-kanak dikenakan biaya Rp 39,8 juta. Seperti terpampang di tabel di bawah ini
Ada berbagai pertimbangan orang tua memilih sekolah bertarif tinggi untuk anaknya, seperti yang diceritakan oleh Sorta yang mempercayakan pendidikan kedua putrinya di Cikal Serpong. "Intinya saya mencari sekolah yang menyenangkan buat anak saya, saya sendiri sudah kapok belajar di sekolah konvensional yang menggunakan sistem ranking dan cenderung membuat stress anak," curhatnya, saat diwawancara CNBC Indonesia, Kamis lalu.
Kedua putrinya kini bersekolah di Cikal, satu duduk di bangku kelas 1 SD dan satunya lagi baru saja masuk TK. Untuk keduanya, Sorta mengeluarkan biaya hingga Rp 60 juta. "Untuk yang SD sekitar Rp 44 juta," katanya.
Ia memilih Cikal sesudah dengan seksama menyeleksi deretan sekolah lainnya, termasuk Highscope, Mentari, dan sekolah lain yang menurutnya jauh lebih mahal. Pertimbangan utamanya adalah memilih sekolah yang tidak membuat anak stress. "Sejauh ini kedua anak saya senang dan eager untuk belajar mandiri, itu saja rasanya sudah lega banget jadi uangnya tidak sia-sia."
Fasilitas di sekolah ini juga tak main-main, dari sisi perpustakaan misalnya banyak tersedia buku-buku impor yang bahkan membuatnya betah berlama-lama sambil menunggu anaknya.
Pilihan kualitas pendidikan juga jadi pertimbangan Tertiani, warga Bekasi yang baru pulang ke Indonesia setelah dua tahun tinggal di Jepang untuk keperluan pekerjaan suaminya. Tertiani menyempatkan diri pulang ke Indonesia dalam hitungan pekan untuk mencari sekolah kedua anaknya.
"Pilihannya adalah dekat rumah, dan promote toleransi beragama dan berbudaya," ujarnya, saat berbincang dengan CNBC Indonesia.
Ia kemudian memilih SD Harapan Mulia Bekasi, yang membaurkan muridnya dengan beragam latar belakang agama dan budaya. Uang pangkal sekolah itu mencapai Rp 11 juta per anak, namun bisa ada diskon khusus dengan syarat tertentu. Masih ditambah lagi uang seragam sekolah yang mencapai Rp 2 juta per anak, dan iuran bulanan Rp 850 ribu.
Sedikit mirip dengan Tertiani dan Sorta, ada juga cerita dari Roy yang rela kuras belasan juta rupiah untuk memasukkan anaknya ke PAUD yang berkualitas.
Roy mendaftarkan anaknya di PAUD Mentari dengan uang pangkal mencapai Rp 15 juta. Alasannya sederhana, ia ingin anaknya bisa bermain dan bersosialisasi tanpa merasa stress. "Menurut saya di Mentari sistemnya bagus, tidak membuat anak stress, karena itu yang kami hindari."
Sumber : www.cnbcindonesia.com
loading...
0 Response to "Biaya Sekolah SD Sentuh Ratusan Juta, Begini Curhat Orang Tua"
Posting Komentar